LAPORAN HASIL
PRAKTIK KERJA
INDUSTRI (PRAKERIN)
Tempat Prakerin : BENGKEL
“APOLLO”
Alamat : Jln. Piere Tendean No. 194 Nusukan, Surakarta
Materi : Mesin Bubut dan Mesin Frais
Pelaksanaan : 23 September s.d 23 Desember 2015
Laporan Praktik Kerja
Industri Ini Disusun Guna Melengkapi Tugas
Dan Sebagai
Syarat Untuk Menempuh Ujian Nasional (UN)
Pada Sekolah MenengahKejuruan
Sakti Gemolong
Tahun Diklat
2014/2015
Nama : NUHA
SYAHRONI
NIS : 8997
Kelas : XII MD B
Prog. Keahlian : Teknik Pemesinan
SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN SAKTI GEMOLONG
2014
PERSETUJUAN
INSTITUSI
Laporan praktik kerja industri ini telah disetujui
oleh Bapak Pimpinan Bengkel Apollo dengan alamat Jl. Piere Tendean No. 194,
Nusukan, Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Menyetujui Mengetahui
Pimpinan/Direktur Pembimbing
Bengkel
Apollo
Adam Fx.Soeyono
PERSETUJUAN
INSTANSI
Laporan praktik kerja industri ini telah disetujui
oleh pembimbing sebagai salah satu syarat mengikuti Ujian Nasional (UN) Tahun
ajaran 2014/2015. Program keahlian teknik Mesin Perkakas pada sekolah Menengah
Kejuruan Sakti Gemolong.
Pada Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Koordinator
PKL Pembimbing
Teguh
Susilo,S.Pd Drs.
Rahmat Basuki
EVALUASI DAN PENGESAHAN
Laporan Hasil Praktik Kerja Industri ini telah diuji
oleh Team Evaluasi dan disahkan oleh Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Sakti
Gemolong
Pada Hari :
Tanggal :
TEAM EVALUASI
1.
Drs. Rahmat
Basuki ( )
2.
Wahyono,S.Pd ( )
3.
Teguh
Susilo,S.Pd ( )
Disahkan
Kepala SMK Sakti
Gemolong
Drs. Suyono,M.Pd
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN
MOTTO
1.
Disiplin adalah
kunci keberhasilan
2.
Hari ini harus
lebih baik dari pada kemarin
3.
Dimana ada
kemauan disitu ada keberhasilan
4.
Kegagalan adalah
keberhasilan yang tertunda
5.
Sekolah adalah
segalanya
PERSEMBAHAN
Laporan hasil prakerin ini, penulis persembahkan
kepada;
1.
Ayah dan Ibunda
tercinta
2.
Kepala Sekolah
Menengah Kejuruan Sakti Gemolong
3.
Bapak Drs.
Rahmat Basuki selaku pembimbing praktik kerja industri
4.
Bapak dan ibu
guru Sekolah menengah Kejuruan Sakti Gemolong
5.
Pembaca yang
budiman
6.
Bapak pimpinan
Bengkel apollo
7.
Bapak Pembimbinh
praktik kerja industri
KATA PENGANTAR
Atas ridho Allah Yang Maha Pengasih lagi maha
penyayang, penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktik Kerja
Industri dengan judul “Mesin Bubut dan
Mesin Frais”
Laporan praktik kerja industri ini penulis susun
guna memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah
(UAS) Tahun Pelajaran 2014/2015 pada sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sakti
Gemolong Program Keahlian Teknik Pemesinan.
Adapun tempat pelaksanaan Prakerin di bengkel Apollo
dan dilaksanakan mulai tanggal 23 September 2013 sampai dengan 23 desember
2014.
Dalam memperlancar penyusunan Laporan Praktik Kerja
Industri ini, penulis telah memperoleh banyak bantuan, bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat ;
1.
Bapak FX. Soeyono
selaku pembimbing bengkel Apollo yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melakukan pengalaman kerja industri guna memperoleh data dalam
penyusunan Laporan Pengalaman Kerja Industri.
2.
Bapak adam
selaku pimpinan penulis pada waktu pelaksanaan prakerin
3.
Bapak Drs.
Suyono,M.Pd selaku Kepala SMK Sakti Gemolong yang telah memberikan izin serta
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan pengalaman kerja industri
4.
Bapak Drs.
Rahmat Basuki yang telah membimbing penulis hingga dapat tersusunnya laporan
pengalaman kerja industri
5.
Pihak-pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan yang telah banyak membantu penulis sampai
tersusunnya pengalaman kerja industri ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini ada kekurangan
dan selahan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pada umumnya.
Gemolong, 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN INSTITUSI .......................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN INSTANSI ......................................... iii
HALAMAN EVALUASI DAN PENGESAHAN ..................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Tujuan
Pengalaman Kerja Industri .............................................. 1
B.
Tujuan Penulisan
Laporan .......................................................... 1
C.
Sistematika
Laporan .................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP BENGKEL “APOLLO”
A.
Sejarah
berdirinya Bengkel “Apollo” .............................................. 2
B.
Struktur
Organisasi Bengkel “Apollo” .......................................... 2
C.
Kepegawaian
Bengkel “Apollo” ............................................... 3
D.
Disiplin kerja
karyawan Bengkel “Apollo” ...................................... 4
E.
Pemeliharaan
Tempat Kerja dan Lingkungan Bengkel “Apollo” ........ 4
F.
Denah lokasi
Bengkel “Apollo” ....................................................... 5
BAB III MESIN BUBUT DAN MESIN FRAIS
A.
MESIN BUBUT
1.
Pengertian Mesin
Bubut ...................................................... 6
2.
Macam-macam
Mesin Bubut ................................................ 6
3.
Bagian-bagian
Mesin Bubut ................................................. 8
4.
Perlengkapan
Mesin Bubut ..................................................... 9
5.
Cara Membubut ................................................................. 13
6.
Keselamatan
Kerja ............................................................. 14
B.
MESIN FRAIS
1.
Pengertian Mesin
Frais ............................................................. 15
2.
Macam-macam
Mesin Frais ........................................................ 15
3.
Macam-macam Pisau
Frais ....................................................... 16
4.
Mengefrais rata ...................................................................... 19
5.
Membagi segi
enam dengan kepada pembagi ............................ 20
6.
Mengefrais Mur
menjadi segi enam, Beraturan ............................. 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ............................................................................... 23
B.
Saran-saran ................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Bengkel “Apollo” .................................... 2
Gambar 2 Denah
lokasi bengkel “Apollo” ...................................... 5
Gambar 3 Mesin
Bubut .................................................................. 6
Gambar 4 Mesin
bubut standar ....................................................... 7
Gambar 5 Mesin
Bubut Beratas Panjang .......................................... 7
Gambar 6 Kepala
Tetap ................................................................ 8
Gambar 7 Eretan ............................................................................ 9
Gambar 8 Cekam
Rahang Empat dan tiga ....................................... 9
Gambar 9 Cekam
Rata ................................................................. 10
Gambar 10 Pahat
Bubut Muka .................................................... 12
Gambar 11 Pahat
Bubut Potong ....................................................... 12
Gambar 12 Pahat
Bentuk ............................................................... 12
Gambar 13 Pahat
Bubut Dalam ........................................................ 13
Gambar 14 Pahat
Bubut Ulir .............................................................. 13
Gambar 15 Mesin
Tegak Frais .......................................................... 15
Gambar 16 Pisau
Rata ................................................................... 16
Gambar 17 Pisau
Samping .............................................................. 16
Gambar 18 Pisau
Ujung .................................................................. 17
Gambar 19 Pisau
Muka ...................................................................... 17
Gambar 20 Pisau
Alus T ................................................................... 17
Gambar 21 Pisau
Sudut ................................................................... 18
Gambar 22 Pisau
belah .................................................................. 18
Gambar 23 Pisau
Bentuk ................................................................. 18
Gambar 24 Cara
Mengefrais ............................................................. 20
Gambar 25 Membuat
segi enam dengan Kepala Pembagi .................... 21
Gambar 26 Miring
Segi Enam Beraturan ........................................... 22
DAFTAR
LAMPIRAN
1.
Foto Copy
Sertifikat
2.
Foto Copy Daftar
Nilai
3.
Foto Copy
Prestasi kehadiran sesama Prakerin
4.
Foto Copy Surat
Keterangan Prakerin
5.
Lembar
Konsultasi
BAB I
PNDAHULUAN
Berdasarkan kurikulum baru tahun 2014, maka setiap
siswa kelas XII di Sekolah Menengah Kejuruan )SMK) baik Negeri maupun swasta
harus melaksanakan Program PSG/PKL dalam membuat suatu kewajiban di semester V
(Lima) dan salah satu syarat untuk menempuh Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun
2014/2015
Didalam melaksanakan program PSG/PKL penyusun
laporan perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh siswa hal-hal sebagai berikut
;
A.
Tujuan Pengalaman Kerja Industri
1.
Menyiapkan siswa
untuk memasuki lapangan kerja
2.
Menyiapkan siswa
agar memiliki karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri
3.
Menyiapkan
tamatan yang produktif, adaptif dan kreatif
4.
Menyiapkan
tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi dunia usaha dan industri pada saat
ini maupun yang akan datang
B.
Tujuan Penulisan Laporan
1.
Siswa dapat
menulis laporan ilmiah dengan bahasa yang baik dan benar
2.
Menambah
perbendaharaan perpustakaan sekolah dan menunjang pengetahuan siswa angkatan
selanjutnya
3.
Siswa mampu
memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang didapat disekolah dan
penerapannya didunia usaha
4.
Siswa mampu
mencari alternatif pemecahan masalah kejuruan sesuai dengan program study yang
dipilihnya secara mendalam yang terungkap dari laporan yang disusun
C.
Sistematika Laporan
Bab I karya ilmiah ini membahas tentang tujuan
pengalaman kerja lapangan, tujuan penulisan laporan dan sistematika laporan.
Bab II karya ilmiah ini membahas tentang sejarah
singkat bengkel “Apollo”, struktur organisasi bengkel “Apollo”, Kepegawaian,
Disiplin kerja, Pemeliharaan dan Perawatan peralatan serta denah lokasi.
Bab III karya ilmiah ini membahas tentang mesin
bubut dan mesin frais
Bab IV Karya ilmiah ini membahas mengenai kesimpulan
dan saran-saran untuk bengkel atau untuk sekolah.
BAB II
RUANG LINGKUP
BENGKEL APOLLO
A.
SEJARAH BERDIRINYA BENGKEL “APOLLO”
Bengkel ini berdiri sejak tanggal 15 Maret 1989.
Berawal dari sebuah bengkel kecil kini mampu menangani berbagai keperluan dan spare part mobil dan lain-lain. Selain
ditunjang peralatan canggih juga ditangani tenaga muda yang profesional
sehingga dapat dicapai kinerja yang berkualitas maksimal.
Saat ini bengkel “Apollo” mampu melayani berbagai
pesanan dari berbagai bengkel-bengkel mobil di wilayah solo, purwodadi dan
karang anyar akan kebutuhan spart part mobil, aksesoris mobil maupun pekerjaan
khusus dengan spesifikasi tertentu yang menuntut kinerja, keahlian dan kualitas
tersendiri. Bengkel “Apollo” adalah bengkel yang memperbaiki mesin-mesin mobil,
bus, alat berat dan mesin gergaji kayu antara lain : Cylinder head, mengganti
piston, mengefrais cylinder cop, memodifikasi garden, mengganti garden,
membelah blok mesin yang pecah, memeratakan kertas mobil, mengganti as atau
membuat alat penggulung, mengganti as roda gergaji, memeratakan permukaan roda
gergaji dan lain-lain sesuai spesifikasi dan kriteria pemesanan.
B.
STUKTUR ORGANISAI BENGKEL “APOLLO”
Gambar 01.
Struktur Organisasi Bengkel Apollo
Tugas Struktural :
1.
Kepala Pimpinan
a.
Memberi petunjuk
kepada pemimpin untuk menginstruksikan kepada para pekerjaannya agar bergerak
atau bekerja dengan efek dan efisien
b.
Sebagai
penanggung jawab apabila terjadi permasalahan di dalam perusahaan (Mengkoordinasi jalannya perusahaan)
2.
Pimpinan
a.
Menjaga
ketertiban dalam perusahaan
b.
Menyelidiki
apabila semua pekerjaan telah dilaksanakan dengan baik sesuai syarat-syarat
yang telah ditentukan dan menjaga agar kualitas produk tetap dipertahankan
3.
Kepala Bagian
a.
Memberi petunjuk
kepada para pekerja tentang cara bekerja yang baik
b.
Menjaga agar
mesin-mesin dapat berjalan dengan baik dan bekerja menurut waktu yang telah
ditentukan
c.
Memelihara,
memperbaiki dan menjaga kebersihan mesin dari lingkungan mesin
4.
Administrasi
a.
Menghitung waktu
dan biaya yang diperlukan dalam membuat produk
b.
Menentukan upah
para pekerja dan harga produk
5.
Sekretaris
a.
Mencatat
barang-barang yang masuk
b.
Membuat
catatan-catatan penting perusahaan yang ditandatangani oleh ketua pemimpin.
C.
Kepegawaian Bengkel “Apollo”
Untuk melaksanakan kegiatan usaha bengkel “Apollo”
membutuhkan tenaga kerja sebagai operator, karena pegawai merupakan salah satu
yang penting dalam suatu bengkel atau industri. Agar hubungan antara pemimpin
dan karyawan terjamin baik diperlukan kebijakan sebagai berikut ;
1.
Penerimaan
karyawan baru
Dalam penerimaan karyawan baru di bengkel “Apollo”
dilaksanakan tes sesuai peraturan dan ketentuan perusahaan. Bagi yang diterima
dilaksanakan training terlebih dahulu. Training ini dimaksudkan agar pemimpin
mengetahui langsung sejauh mana kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.
2.
Tingkat
pendidikan Karyawan
Bengkel “Apollo” membutuhkan karyawan yang terampil
dan cerdas sehingga tingkat pendidikan karyawan minimal SMK sehingga mereka
dapat bekerja dengan baik seduai dengan keinginan bengkel.
3.
Kesejahteraan
Karyawan
Kesejahteraan karyawan merupakan salah satu fakta
keberhasilan suatu usaha, sehingga harus benar-benar diperhatikan. Salah satu
diantaranya adalah pemberian upah. Di bengkel “Apollo” pemberian upah untuk
karyawan mendapat gaji, juga mendapatkan sarana lain untuk membutuhkan motivasi
dan dorongan kerja antara lain ;
a.
Memberikan gaji
tepat pada waktunya
b.
Memberikan gaji
tambahan bagi yang lembur
c.
Memberikan THR
(Tunjangan Hari Raya)
d.
Memberikan
kenaikan gaji pada waktu tertentu
e.
Memberikan
asuransi kepada setiap karyawan
f.
Memberikan
sarana dan prasarana yang memadai
D.
Disiplin kerja karyawan Bengkel “Apollo”
Disiplin adalah kunci keberhasilan yang merupakan
faktor bagi suatu bengkel atau industri untuk mencapai suatu kesuksesan usaha.
Oleh karena itu suatu usaha harus dilakukan dengan kedisiplinan yang baik oleh
pimpinan maupun karyawan-karyawan. Bengkel Apollo itu mempunyai tata tertib dan
peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh pegawai yang ada di
bengkel Apollo.
Adapun tata tertib pada bengkel Apollo antara lain
berlaku untuk semua karyawan. Aktifitas yang dimulai pada pukul 08.00 sampai
dengan pukul 12.00. lalu istirahat 30 menit, kecuali hari jum’at jam 11.30
sampai dengan 12.30. aktifitas berakhir pukul 16.00. aktifitas diliburkan untuk
hari minggu dan hari-hari khusus seperti hari-hari raya umat agama dan
lain-lain.
E.
Pemeliharaan Tempat Kerja dan Lingkungan Bengkel
Apollo
Dalam dunia usaha perlu dituntut untuk melakukan
pekerjaan dengan disiplin yang tinggi. Di samping itu kedisiplinan perlu
diperhatikan karena kita selalu dikunjungi oleh konsumen. Dan juga harapan
penempatan alat-alat yang perlu diperhatikan juga dengan lingkungan yang aman
dan bersih. Selain itu para pekerja harus bekerja dengan jujur karena merupakan
salah satu guna untuk menambah rasa senang dari pelanggan atau konsumen.
Untuk semua konsumen bengkel Apollo diwajibkan
menjaga kebersihan dan keindahan lingkunan agar dapat bekerja dengan rasa
nyaman dan tentram.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan
para karyawan sehubungan dengan pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan antara
lain ;
1.
Sebelum dan
sesudah kerja karyawan diwajibkan membersihkan tempat lingkungan kerja
masing-masing.
2.
Setiap karyawan
wajib mengembalikan alat-alat pekerjaan pada tempatnya baik sesudah bekerja dan
juga merawatnya dengan baik.
3.
Untuk semua
karyawan diwajibkan membuang sampah pada temoatnya yang telah disediakan
|
F.
Denah Lokasi Bengkel Apollo
|
|||||||||||||||
Gambar 02. Denah
Lokasi Bengkel Apollo
Keterangan :
1.
Jl.
Solo-Purwodadi
2.
Luwes Nusukan
3.
Bengkel Apollo
4.
Joglo
5.
Jl. Kapten Piere
Tendean
6.
Pasar Nusukan
BAB III
MESIN BUBUT DAN
MESIN FRAIS
A.
Mesin Bubut
1.
Pengertian Mesin
Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas untuk mengubah
bentuk dan ukuran benda kerja dengan cara menyayat benda kerja dengan alat
penyayat / pahat dimana prinsip kerjanya adalah suatu perkakas dimana benda
kerja dibubut dalam keadaan berputar sedang pahatnya diam dan menyayat kearah
mendatar (Bubut dasar.2007:56)
Gambar 03. Mesin
Bubut
2.
Macam-macam
mesin bubut
Macam mesin bubut tergantung dari cara kerja mesin
tersebut dan benda kerja yang dikerjakannya secara garis besar masin bubut
dapat dikualifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu ;
a.
Mesin bubut
sedang
Mesin bubut ini dimaksudkan untuk pekerjaan mesin
ringan. Bentuk putaran kecil sati sederhana dan dipergunakan benda kerja yang
berukuran kecil.
b.
Mesin bubut
sedang
Kontruksinya mesin bubut ini lebih cermat dan
dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus oleh karena itu mesin ini
dipergunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasi dan lebih teliti
fungsinya untuk memproduksi perkakas-perkakas.
c.
Mesin Bubut
Standart
Mesin bubut ini lebih besar daya kadarnya pun lebih
besar dan digunakan untuk pekerjaan yang lebih besar pula dari pada yang
digunakan untuk pekerjaan mesin bubut ringan dan sedang.
Gambar 04. Mesin
Bubut Standart
d.
Mesin bubut
beralas panjang
Mesin bubut ini termasuk mesin mesin bubut industri
yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang panjang dan besar, misal membubut
poros-poros kapal, poros transmini bahkan roda gigi kapal.
Gambar 05. Mesin
Bubut Beralas Panjang
3.
Bagian-bagian
utama Mesin Bubut
Bagian-bagian utama mesin bubut yang paling penting
adalah ;
a.
Kepala Tetap
Kepala tetap adalah bagian-bagian mesin bubut yang
terletak pada mesin disebelah kiri. Kepala tetap terdiri dari kumpulan sari
roda gigi tingkat atau roda gigi tunggal yang berfungsi untuk mengatur seberapa
cepat putaran benda kerja.
Bila putaran ingin cepat maka harus ditaruh pada
roda gigi tunggal. Biasanya putaran tinggi ini digunakan pada benda kerja yang
berdiameter kecil dan sayatan tipis, sedangkan benda yang kerja ganda
putarannya lambat tapi menghasilkan tenaga besar.
Gambar 06.
Kepala Tetap
b.
Kepala Lepas
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang
letaknya disebelah kanan mesin dan dipasang diatas mesin. Jika bagian ini
rusak, maka jalannya eretan atau hasil kedudukan kepala lepas tidak akan baik
lagi dan berarti bor hasil buatan ini tidak akan baik pula.
c.
Eretan
Eretan terdiri dari eretan bawah, eretan melintang
dan eretan atas. Eretan atas terletak diatas eretan lintang diikuti oleh dua
baut dan dua mur pengikat. Pada eretan ini dipasang rumah pahat yang gunanya
untuk memasang pahat bubut. Eretan atas digunakan untuk membuat tirus dengan
sudut yang besar.
Eretan lintang letaknya diatas eretan bawah
dankedudukannya melintang terhadap alat. Eretan ini dapat digeser kearah
melintang yaitu mendekati atau menjauhi benda kerja, baik diputar dengan tangan
maupun secara otomatis. Guna dari eretan ini adalah untuk memberi tebal
pemakanan pahat atau menggerakkan pemakanan pahat waktu membubut.
Eretan bawah adalah eretan yang kedudukannya pada
alas mesin dan bergerak kekanan atau kekiri sepanjang alas. Eretan ini dapat
digerakkan secara otomatis maupun manual. Apabila mesin diputar maka sumbu
penghantar ikut berputar pula sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 07.
Eretan
4.
Perlengkapan
Mesin Bubut
Perlengkapan mesin bubut meliputi ;
a.
Cekam
1)
Cekam rahang
tiga
Alat ini bentuknya bundar dan mempunyai tiga rahang
jepit, ketiga rahang itu dapat bergerak otomatis atau memanjang sendiri apabila
kuncinya diputar sehingga dapat menjepit benda kerja yang sudah bulat atau
benda kerja yang bersegi tiga. Pada saat pelepasan dan pemasangan harus
dilandasi kayu agar tidak terjatuh dari mesin.
Pemasangan rahang tiga pada sumbu kepala tetap
bergantung dari konstruksi poros mesin bubut itu ada yang diputar berulir dan
ada yang dikiat dengan mur dan baut.
Gambar 08. Cekam
Rahang Empat dan Tiga
2)
Cekam rahang
Empat
Keempat mulut rahang ini masing-masing dapat
bergerak bebas atau tidak otomatis. Gerakan dari cekam ini adalah untuk
menjepit benda kerja yang terbentuk segi empat, bulat atau bentuk tidak
teratur. Pada cekam ini terdapat beberapa garis lingkaran yang gunanya untuk
memudahkan atau mempercepat pengarahan benda kerja tengah, sehingga titik
tengahnya segaris dengan garis senter mesin.
3)
Cekam rata
Bentuk alat ini pipih, bulat dan terdapat banyak
lubang atau alur, guna alat ini untuk menjepit benda kerja yang sukar atau
tidak dapat dijepit dengan penjepit rahang tiga atau penjepit rahang empat.
Gambar 09. Cekam
Rata
4)
Pembawa
Pembawa adalah alat yang berfungsi membawa benda
kerja sehingga berputar diwaktu membubut. Benda kerja yang akan dibubut
dimasukkan bagian ujungnya pada lubang pembawa, kemudian dijepit dengan baut.
Bentuk alat ada yang berujung lurus dan ada yang berujung bengkok. Pemakaian
alat ini tergantung dari bentuk plat pembawa dari mesin bubut itu. Yang
berujung lurus itu dipasang pada plat pembawa yang berbatang pembawa dan yang
berujung bengkok dipasang pada plat pembawa yang berbatang pembawa yang
beralur.
5)
Plat Pembawa
Plat pembawa digunakan untuk memutar ringan sehingga
benda kerja yang terpasang pada pembawa ikut berputar dengan mesin. Baik
pembawa maupun plat pembawa, keadaannya dipakai manakala benda kerja yang
dibubut dipasang atau dipakai oleh 2 senter.
b.
Senter
Senter adalah alat yang terbuat dari baja yang
keras. Alat ini dipakai untuk memikul benda kerja yang akan dibubut. Senter ini
dipasang pada lubang poros kepala tetap atau kepala lepas. Bagian sudut senter
adalah 600. Senter yang terpasang pada kepala tetap disebut senter
mati. Dinamakan senter hidup karena dia berputar dengan benda kerja, sedangkan
senter mati tinggal diam tidak berputar. Senter mati ini selalu bergerak dengan
benda kerja yang berputar memperbaiki sudut senter. Yang rusak ialah dengan
gerinda pada mesin bubut. Eretan mesin bubut harus menyudut 300 (Setengah dari sudut senter).
c.
Penyangga Tetap
Penyangga tetap adalah alat yang berguna untuk
menyangga benda kerja yang ujungnya panjang atau pada ujung lepas. Bagian yang
menyangga benda kerja sebanyak 3 buah dan terbuat dari baja atau perunggu.
Batang pengangkut tadi diputar melalui baut penekannya sehingga ketiganya
merapat pada benda kerja.
d.
Penyangga
Berjalan
Fungsi alat ini sama dengan penyangga tetap,
perbedaannya pada pemasangan penyangga berjalan dieretan dan alat bergerak
dibidang pahat bulat. Alat ini punya dua batang penahan.
e.
Pahat Bubut
Pahat bubut adalah pisau penyayat yang digunakan
untuk menyayat benda kerja yang akan dibubut. Macam-macam pahat bubut ;
1.
Pahat bubut rata
Pahat ini digunakan untuk membubut bagian luar benda
kerja hingga menjadi bulat atau rata. Bagian puncak menyudut 800.
Pahat ini ada 2 macam yaitu pahat rata kiri dan pahat rata kanan. Perbedaan
kedua macam pahat ini terletak pada sudut-sudut bebasnya dan jika pahat kiri
penyayatannya dimulai dari kiri kekanan, bila pahat kanan penyayatnya dimulai
dari kanan ke kiri.
2.
Pahat bubut muka
Guna pada pahat ini ialah untuk membubut permukaan
ujung benda kerja (bagian tebalnya)
hingga rata. Baik pekerjaan itu dipikul oleh senter kepala lepas maupun tidak.
Permukaannya dimulai dari tengah-tengah atau setinggi senter searah sisi
pekerjaan, jadi gerakannya mundur. Jika sebaliknya pahat akan melawan putaran
benda kerja dan dapat beban sayat yang sangat besar sehingga pahat akan cepat
tumpul.
Gambar 10. Pahat
Bubut Muka
3.
Pahat Potong
Bentuk pahat potong dengan pahat lainnya berbeda.
Bentuknya tipis dan dipasang pemegang khusus. Guna pahat ini untuk memotong
benda kerja atau membuat alur pada mesin bubut.
Gambar 11. Pahat
Bubut Potong
4.
Pahat bentuk
Pahat bentuk adalah pahat yang bentuk (ujungnya) pemotong akan cenderung
cekung, cembung dan lain-lain. Gerak pemakannya bermacam-macam dan bebas
kekiri, kanan, melintang tergantung pada bagian yang akan dibentuk.
Gambar 12. Pahat
Bentuk
5.
Pahat Bubut
Dalam
Pahat ini digunakan untuk membuat bagian dalam atau
memperbesar lubang benda kerja. Pahat ini bertangkai panjang dan dipasnag
diujung dan diikat dengan sebuah baut atau disatukan dengan cara di las.
Gambar 13. Pahat
Bubut Dalam
6.
Pahat Bubut Ulir
Pahat bubut ulir gunanya untuk membuat ulir pada
benda kerja. Bentuk ulir bermacam-macam. Misalnya berbentuk segitiga,
segiempat, trapesium dan lainnya.
Gambar 14. Pahat
bubut Ulir
f.
Rumah Pahat
Guna rumah pahat adalah untuk menjepit pahat atau
pemegang pahat. Bentuknya bermacam-macam dan dipasang pada eretan atas.
Pengaturan tinggi rendahnya pahat dengan mudah dapat dikerjakan dengan mendorong
atau menarik landasan rumah pahat ini dapat menjepit 4 (empat) macam pahat dengan bentuk berlainan, sehingga lebih praktis
dalam setiap pengerjaan. Memasang pahat pemotongpun harus setinggi senter.
5.
Cara Membubut
a.
Pasang dan
jepitlah benda pada cekam
b.
Usahakan agar
permukaan ujung benda kerja sejajar dengan cekam dan senter
c.
Pasanglah pahat
bubut yang sesuai untuk pembubutan muka (facing)
dengan ujungnya setinggi senter
d.
Kencangkan baut
pengikat pahat pada eretan dengan kunci, sesudah pahat diletakkan pada
permukaan benda kerja
e.
Jalankan mesin,
gerakkan suport atas dengan tangan sampai pahat menyayat benda ketiga
f.
Gerakkan suport
melintang dengan tangan sampai seluruh permukaan benda kerja terbubut rata. (Melakukan pekerjaan dengan mesin bubut.
2014:65)
Catatan : untuk menghasilkan pekerjaan yang rata dan
halus pada waktu pahat menyayat hendaknya gerakan melintang dilakukan
perlahan-lahan.
Membubut rata dan halus :
a.
Pasang dan jepit
benda kerja dengan cekam
b.
Usahakan benda
kerja sejajar dengan plat, cekam dan sentris
c.
Pasang pahat
bubut untuk pembubutan muka setinggi senter
d.
Jalankan mesin
dan bubutlah bagian mukanya
e.
Hentikan mesin
dan gantilah pahat bubut muka dengan pahat bubut lurus
f.
Jalankan mesin
dan sayatlah pahat mulai dari sebelah kanan sampai benda kerja seluruhnya
tersayat lurus.
Catatan : untuk
menghasilkan membubut lurus maupun muka yang halus, kita sebaiknya menentukan
putaran spindel yang pas, dan melakukan penyayatan dengan perlahan-lahan.
6.
Keselamatan
Kerja
a.
Hentikan mesin
bilamana akan mengganti pahat bubut
b.
Keluarkanlah
kunci plat cekam dari cekam setelah penguncian selesai
c.
Selalu
menggunakan kacamata
d.
Jangan
meninggalkan mesin dalah keadaan hidup
e.
Gunakan selalu
minyak dromus waktu melakukan pekerjaan bubut
f.
Jangan
membersihkan atau mengeluarkan tatal dengan tangan tetapi gunakan sikat
B.
MESIN FRAIS
1.
Pengertian Mesin
Frais
Mesin Frais adalah alat perkakas yang dapat
digunakan untuk meratakan permukaan, membuat alur, memperbesar lubang,
mengebor, membuat roda giri dan lain-lain. Prinsip kerja mesin frais adalah
alat penyayat berputar sedangkan benda kerja dipasang mendatar tegak atau
berdiri pada cekam.
Gambar 15. Mesin
Tegak Frais
2.
Macam-macam
Mesin Frais
a.
Mesin Frais
Datar
Mesin Frais ini letak sumbunya (sumbu utama)
mendatar, meja terpasang diatas lutut dan dapat bergerak mendatar, melintang,
naik turun. Mesin ini banyak dipakai industri-industri kecil untuk memproduksi
dalam bentuk kecil.
b.
Mesin Frais
Universal
Mesin Frasi Universal konstruksinya tidak jauh
berbeda dengan mesin frais datar. Perbedaannya terletak pada meja yang dapat
digerakkan kekiri dan kekanan dan menyudut. Selain itu juga dapat dilakukan
pekerjaan dalam keadaan menyudut, misalnya roda gigi spiral.
c.
Mesin Frais
Tegak
Pada mesin ini kedudukan sumbu utama tegak. Mesin
ini dapat diputar kekanan dan kekiri serta naik turun secara otomatis. Mesin
frais ini digunakan untuk mengefrais permukaan datar, mengebor, mereamer,
menyilang, naik turun dan dapat bergerak dengan otomatis dan manual.
d.
Mesin frais
industri
Mesin ini biasanya berukuran besar. Gerakan meja
dapat naik turun, pisau yang digunakan biasanya berkualitas tinggi dan pisau
frais biasa yaitu baja karnida.
3.
Macam-macam
pisau frais
a.
Pisau rata
Pisau ini gigi pisaunya hanya terdapat pada
sekeliling diameternya saja. Bentuk gigi lurus spiral menyudut 450.
Sudut kiri atau kanan dapat menyayat dengan sayatan tebal digunakan untuk
pengerjaan permukaan.
Gambar 16. Pisau
rata
b.
Pisau samping
Pisau ini hampir sama dengan pisau rata,
perbedaannya bagian sisinya bergigi dan bentuk giginya tirus digunakan untuk
membuat alur tepi atau alur-alur lain.
Gambar 17. Pisau
Samping
c.
Pisau Ujung
Pisau ujung mempunyai gigi disekeliling badannya dan
juga pada ujungnya. Pisau ini bertangkai dan lurus. Digunakan untuk mengefrais
permukaan dan sisi tegak ataupun mendatar.
Gambar 18. Pisau
Ujung
d.
Pisau Muka
Hampir sama dengan pisau ujung, tetapi bentuknya
lebih besar, bagian sisi pertama atau keliling permukaannya bergigi. Pisau ini
terbuat dari dua bahan. Bagian bawah giginya terbuat dari bahan lunak dan
bagian giginya terbuat dari bahan keras.
Gambar 19. Pisau
Muka
e.
Pisau Alur T
Pisau ini bertangkai tirus, digunakan untuk membuat
alur berbentuk seperti alur yang terdapat pada meja mesin frais.
Gambar 20. Pisau
Alur T
f.
Pisau Sudut
Bentuk permukaan gigi ini bersudut terdiri atas
pisau bersudut tunggal dan ganda. Besar sudut ada yang sama dan ada yang tidak
sama. Fungsinya untuk mengefrais permukaan sehingga membentuk berbagai sudut.
Gambar 21. Pisau
Sudut
g.
Pisau Belah
Pisau ini berbentuk pipih dan tipis giginya halus serta
dangkal, tebalnya antara 1/3 sampai ¼ inchi dan diameternya 2 ½ inchi sampai 19
inchi. Pisau ini digunakan untuk membuat alur kecil dan membelah.
Gambar 22. Pisau
Belah
h.
Pisau Bentuk
Bentuknya bermacam-macam dan digunakan untuk
membentuk permukaan cekung, beralur cembung dan lain-lain. Dengan pisau ini
akan mendapat hasil pengfraisan yang sama pada beberapa pengerjaan. Yang
termasuk piasu ini adalah pisau cekung, pisau cembung dan pisau radius.
Gambar 23. Pisau
Bentuk
i.
Pisau Roda Gigi
Pisau ini digunakan untuk mengefrais roda gigi,
misalnya roda gigi lurus, roda gigi payung, roda gigi cacing dan lain-lain.
Tiap-tiap pisau ini mempunyai ukuran atau ketentuan dan dinyatakan dalam nomor
jumlah gigi dan modul. Tiap set terdiri dari 8 nomr dan penggunaannya
disesuaikan dengan jumlah gigi yang dibuat.
4.
Mengefrais Rata
Mengefrais rata adalah mengefrais suatu permukaan
menjadi rata dalam sekali sayat yang dilakukan berulang-ulang.
Alat-alat yang diperlukan ;
a.
Benda kerja
b.
Skuitmat
c.
Kunci cekam
d.
Pisau frais
e.
Micrometer
f.
Pendingin
C.
Langkah-langkahnya ;
1.
Pasang benda
kerja
2.
Pasang pisau
frais pada mesin
3.
Atur kecepatan
putaran mesin sesuai dengan diameter pisau dan macam bahan yang akan difrais
4.
Atur pisau frais
pada posisi o benda kerja dengan menaikkan meja mesin
5.
Lakukan
penyayatan dengan disesuaikan kemampuan pisau dan kekerasan
6.
Jalankan mesin
7.
Lalu gerakkan
meja kearah memanjang hingga melakukan pengefraisan sesuai dengan yang
diharapkan
8.
Lakukan
berulang-ulang hingga melakukan pengefraisan sesuai dengan yang diharapkan
9.
Saat melakukan
pengefraisan kita berikan saluran cairan pendingin agar pisau tidak panas
10.
Lalu ukur sesuai
dengan yang diinginkan kemudian lepas apabila sudah pas.
Gambar 24. Cara mengeprais
5.
Membagi segi
enam dengan kepala pembagi
Yaitu mengefrais benda kerja menjadi enam bagian
yang sama menggunakan kepala pembagi yang ada pada mesin frais.
a.
Alat yang
diperlukan
1.
Kepala Pembagi
2.
Pisau Frais
3.
Mistar Geser /
Skuitmat
4.
Peralatan
pembantu Lainnya
5.
Bahan 35x25
b.
Langkah-langkahnya
membuat segienam
1.
Pasang benda
kerja pada cekam yang bergabung dengan kepala pembagi
2.
Siapkan dan atur
kecepatan mesin frais
3.
Pasang pisau
frais yang akan digunakan
4.
Hitung putaran
engkol dan lubang tambahan serta piringan yang digunakan pada kepala pembagi
5.
Jalankan mesin
dan atur ketebalan penyayatan yang dimakan
6.
Kerjakan satu
bidang dulu hingga selesai dari enam bidang yang akan dikerjakan
7.
Tambahkan
penyayatan hingga ukuran yang akan dikerjakan satu bidang selesai
8.
Lalu kerjakan
terus menerus hingga membentuk segi enam
9.
Ukur dan kontrol
semua ukuran sebelum dilepas
10.
Lepas benda
kerja dan bersihkan (Teknik produksi
Mesin Industri Jilid 2, 2008 : 37)
Gambar 25.
Membuat segi 6 dengan kepala Pembagi
6.
Mengefrais Mur
Menjadi Segi Enam Beraturan
Memiling atau mengefrais mur menjadi segi enam beraturan
adalah membuat sebuah mur dari sebuah potongan besi menjadi enam bagian.
a.
Alat dan bahan
yang digunakan
1.
Pisau Frais
Miling
2.
Benda kerja 30
mm
3.
Kunci Cekam
4.
Skuitmat
5.
Pendingin
6.
Kepala Pembagi
b.
Langkah kerja
1.
Besi dipotong
dengan panjang 20 mm dan diameter 30 mm
2.
Besi dibagi
menjadi 6 bagian, kita pasang benda kerja pada ukuran dengan kuat dan rata
3.
Pasang pisau
miling / frais dan atur jaraknya dengan benda kerja
4.
Jalankan mesin
dengan putaran yang sesuai dengan pisau dan bahan benda kerja
5.
Lakukan
penyayatan sedikit demi sedikit
6.
Atur ketebalan
penyayatan dengan teratur
7.
Tambahkan
penyayatan hingga 1 bagian yang dikerjakan selesai
8.
Lalu kerjakan ke
bagian yang lain hingga terbentuk segi 6 beraturan
9.
Ukur dan kontrol
semua ukuran sebelum dilepas
10.
Selalu lakukan
pendinginan setiap penyayatan
11.
Lepas benda
kerja apabila sudah selesai
12.
Bersihkan benda
kerja dan mesin frais (Teknik produksi
Mesin Industri Jilid 2. 2008 : 39)
Gambar 26.
Miling segi 6 beraturan
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis, sehingga laporan ini dapat terwujud
dengan tidak ada halangan apapun. Dalam laporan ini masih banyak kekurangan
untuk itu penulis menerima saran dan kritik dengan senang hati yang bersifat
membangun.
Penyusunan laporan ini bagi penulis dan pembaca
serta dapat dijadikan tolak ukur dan perbandingan bagi anak-anak sejurusan dan
dikembangkan yang lebih baik.
A.
Kesimpulan
1.
Fungsi mesin
bubut adalah mengubah diameter benda silinder menjadi sesuai yang diinginkan
deengan cara menyayatnya menggunakan pahat bubut
2.
Membubut rata
muka adalah pembubutan dibagian muka sehingga menghasilkan sisi muka yang rata
3.
Membubut ulir
adalah membubut bentuk ulir dengan menggunakan pahat ulir dimana fungsi ulir
yaitu sebagai pengikat, pengantar dan penggerak
4.
Membubut tirus
adalah pekerjaan yang menghasilkan benda kerja dengan ukuran dari ujung yang
berbeda dimana fungsi benda tirus adalah untuk memperkuat ikatan dari benda
tirus berpasangan
5.
Fungsi mesin
frais adalah untuk meratakan permukaan, mengreamer, membuat alur, memperbesar
lubang, mngebor dan membuat roda gigi
6.
Pisau frais
adalah salah satu penyayat yang dipakai diwaktu mengefrais benda kerja
B.
Saran-saran
Disamping penulis menyampaikan kesimpulan juga
disampaikan beberapa saran baik untuk bengkel “Apollo” maupun saran untuk
sekolah. Semoga dengan saran-saran ini dapat bermanfaat.
1.
Untuk Bengkel
“Apollo”
a.
Meningkatkan
kedisiplinan dilingkungan bengkel dengan mentaati semua peraturan yang berlaku
di bengkel
b.
Menambah alat
keselamatan kerja demi keselamatan kerja, dan demi keselamatan pegawai
c.
Meningkatkan
mutu pelayanan dan perbaikan
d.
Kebersihan
disekitar kita dijaga dan ditingkatkan
e.
Menambah job
dalam pembuatan alat kerja
2.
Untuk sekolah
a.
Tingkatkan mutu
kedisiplinan sekolah untuk menjadikan siswa agar menjadi seorang siswa yang
lebih baik dan bertanggung jawab
b.
Demi kelancaran
dalam melaksanakan praktik sebaiknya jam praktik ditambah dan alat-alat
praktiknya dilengkapi
c.
Ciptakan mutu
lulusan yang dapat bersaing di dunia industry
d.
Menambah
fasilitas-fasilitas agar lebih maju
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sumariyanto.2007
Buku Dasar. Malang:PPPGT Malang.
2.
Rohyana,
Solih.2004. Melakukan Pekerjaan dengan Mesin Bubut. Bangdung:PPTG
3.
Sumbodo,Wirawan
dkk.2008. Teknik Produksi Mesin Industri Jilid 2. Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.